Kisah
seorang istri dari prajurit tentara yang menunggu kepulangan suaminya
dari medan tempur, ketika konflik perang dan tugas sudah usai, semua
bersorak dan bergembira karena kedamaian yang diinginkan serta
dicita-citakan bisa terwujud berkat kerja keras dan perjuangan para
prajurit kesatuan yang tangguh, ada yang kembali dan ada yang gugur.
Namun
berbeda halnya dengan suami dari si istri yang selalu menunggu
tersebut, nama sang suami tidak ditemukan dalam daftar nama prajurit
yang gugur ataupun terpampang dalam monumen dan tugu makam, tidak ada
sama sekali, namun ia juga tak kunjung pulang dan tak pernah ada
kabar, entah tidak ada yang pernah tahu apa yang terjadi dengan nasib
si tentara yang hilang tersebut, padahal sang istri sedang mengandung
anaknya, setiap senja ia selalu duduk di balkon lantai dua dan
sesekali berdiri untuk melihat dari kejauhan menatap gapura desa, ia
selalu berharap mungkin suaminya akan pulang sore itu.
19
tahun berlalu, ia masih saja bersikeras dan meyakini bahwa suaminya
masih hidup, karena hatinya masih merasakan dan mengatakan bahwa
suaminya masih hidup, bila memang suaminya sudah meninggal, suara
hatinya pasti akan mengatakan dan memberitahukan terhadap
perasaannya, 19 tahun berlalu perasaannya masih tetap sama, ia yakin
suaminya masih hidup.
***
kini
ia tumbuh menjadi lelaki yang gagah, tampan dan cerdas, cita-citanya
adalah bergabung dengan pasukan kesatuan menjadi seorang jenderal
atau panglima perang, sedari dulu dia sangat menginginkan hal itu,
sehingga kemudian dia berusaha mewujudkan impiannya tersebut, namun
sang Ibu sangat melarang keras anaknya untuk menjadi tentara,
“jadilah
apapun yg kamu mau selama itu baik, asalkan jangan tentara atau
pasukan kesatuan”
Namun
sang anak sangat merasa bingung, mengapa dan ada apa, sang anak
merasa frustasi padahal ia sudah lolos tahap seleksi di kesatuan,
ibunya melarang anaknya menjadi tentara karena ia tidak mau
kehilangan untuk kedua kalinya, ia takut kehilangan untuk kedua
kalinya terhadap lelaki yang amat dicintai, yang pertama ia sudah
kehilangan suaminya, dan sekarang ia tidak mau kehilangan anak
lelakinya.
Akhirnya
mau tidak mau si anak lelaki mengalah dan memilih berkuliah di sebuah
universitas, ia masuk fakultas hukum. Pada suatu hari, di kampus ia
bertemu seorang gadis yang membuat jantungnya berdegup cepat dan
merasa berdebar, gadis itu telah membuat hatinya jatuh cinta pada
pandangan pertama, hingga pada suatu kesempatan si anak lelaki
tersebut mencoba untuk bisa dekat dengan si gadis, singkat cerita
karena mereka sering dekat, maka mulai muncul perasaan diantara
mereka, si gadis masuk fakultas hukum karena ingin belajar dan
memahami persoalan hukum, ia sedang ingin memperjuangkan hak-hak
ayahnya sebagai veteran perang/mantan prajurit perang
Si
lelaki dan si gadis pun akhirnya sama-sama berjuang untuk menuntut
hak yang menjadi hak sang ayah si gadis
Pada
suatu waktu si anak lelaki ini mengajak si gadis ke rumahnya dan
memperkenalkan kepada ibunya, si gadis begitu akrab dan mudah dekat
dengan ibu si lelaki, si ibu merasakan bahwa si gadis ini seakan-akan
bukan orang lain, merasa sangat dekat seakan seperti anaknya
sendiri, setelah diperhatikan, wajah si gadis ini memang sangat mirip
dengan wajah si anak lelakinya, lalu si anak lelaki bergurau kepada
ibunya, mungkin aku dan dia berjodoh Bu, sambil tertawa renyah,
suasana pun menjadi hangat
Lalu
kemudian gantian, kini si anak lelaki tersebut yang dibawa
berkunjung ke rumah si gadis bertemu dengan keluarganya, namun si ibu
gadis tersebut begitu kaget dan sedikit heran, karena ketika melihat
si anak lelaki tersebut sangat mirip dengan suaminya, lalu
dikenalkanlah si anak lelaki tersebut kepada ayahnya si gadis, si
anak lelakinya juga agak heran, karena memang wajah si ayah sang
gadis tersebut amat mirip dengannya, dan ia meyakini dan mengatakan
kepada si gadis bahwa kita memang benar ditakdirkan berjodoh, karena
wajah keluarga kita begitu mirip.
Terlepas
dari itu semua, perjuangan untuk mengembalikan hak si ayah gadis
tersebut mulai menemui titik terang, si gadis tersebut menginginkan
agar ayahnya benar diakui sebagai veteran perang agar ayahnya bisa
mendapatkan akses data di kesatuan agar ia bisa mengingat dan
menelusuri kembali Keluarganya yang terpisah
***
Hari
bahagia itu makin dekat, disampaikanlah keinginannya kepada sang Ibu,
bahwa dia akan menikahi si gadis yg selama ini ia cintai, kemudian
diajaklah sang ibu ke rumah orang tua si gadis, si lelaki berangkat
bersama rombongan keluarga, setelah sampai di kediaman sang gadis,
lalu si ibunya mulai menyapa dan duduk bersama calon besannya, namun
ketika sang ayah si gadis menemui rombongan keluarga si lelaki,
betapa kagetnya sang ibu dari si lelaki, ternyata ayah dari
gadis tersebut sangat mirip dengan suaminya, begitu juga dengan
seluruh rombongan keluarga semuanya terkaget ketika melihat sang
besan, namun si ibu dari anak lelaki tersebut berbisik kepada para
rombongan agar tetap kondusif, mungkin besannya hanya mirip, lalu
kemudian si ibu lelaki tersebut pun mulai berbincang dan menanyakan
banyak hal kepada si ayah gadis tersebut, sang ayah gadis tersebut
berbincang biasa saja, namun si ibu dari anak lelaki tersebut
merasakan perasaan yang aneh, hatinya bergetar dan berdebar seakan
mengatakan bahwa ayah si gadis tersebut adalah suaminya yang dulu
hilang, lalu kemudian si ibu anak lelaki tersebut meminta besan
lelakinya tersebut untuk membuka lengan bajunya, besannya merasa
aneh, namun tetap ia turuti, setelah dibuka ternyata terdapat tanda
lahir yang mirip persis dengan tanda lahir yang dimiliki suaminya
yang hilang tanpa kabar, lalu dipegangi wajahnya, tekstur kulitnya
pun sungguh persis sama, seketika itu juga si ibu lelaki tersebut
menangis dan mengatakan
“Kamu
jangan berpura-pura lupa, belasan tahun aku menunggumu, aku
membesarkan anak kita sendirian”
sang
besan lelaki heran dan bingung
“Apa
maksudmu aku sungguh tidak mengerti”
“Begitu
tega kamu melakukan ini”, ungkap si Ibu dari anak si lelaki
Susananya
menjadi gaduh dan tak karuan, lalu sang besan perempuanpun mulai
bangkit emosi
“Apa
yang kamu lakukan tiba-tiba mengakui suami orang lain sebagai
suamimu”
Si
ibu lelaki tersebut menjawab,
“Kalian
berdua jangan berdusta, aku sudah hafal betul dan aku sangat ingat
terhadap suamiku, aku yakin bila ia membuka bajunya, dipunggungnya
terdapat sebuah bekas luka jahitan, luka itu ia dapatkan karena
berusaha menyelamatkanku, bila memang aku salah, coba kita buktikan”
Besan
perempuan enggan untuk membuka baju suaminya,
“Sungguh
kalian tidak sopan, cepat kalian pergi”
suasana
menjadi mencekam, si lelaki kebingungan dan gelisah, sedangkan si
gadis sedari tadi menangis terus menerus, pertemuan bahagia yang
diharap, justru malah pertengkaran dan prahara yang didapat
Si
besan lelaki pun berteriak dengan keras,
”cukup-cukup
hentikan, baiklah biar aku membuka bajuku sendiri, memang benar di
punggungku ada bekas luka jahitan, tapi aku sendiri tidak ingat
karena apa aku bisa mempunyai luka jahitan ini, jelaskan kepadaku apa
yang sebenarnya terjadi, aku sungguh tidak mengerti”
Sang
ibu si lelaki mengatakan
“apa
kamu sungguh benar-benar lupa dan tidak mengingatku sama sekali"
Besan lelaki mengatakan
"Sumpah
demi Tuhan, seandainya aku tahu, maka untuk apa aku berbohong, kau
mengatakan bahwa aku suamimu, tapi aku tidak mengenalmu"
Ternyata
si besan lelaki tersebut adalah benar suaminya yang selama ini hilang
namun ia mengalami amnesia (lupa ingatan), sehingga tidak
ingat sama sekali, sedangkan selama ini si besan perempuan selalu
menutupi dan tidak pernah memberitahukan serta merahasiakan apa yang
sebenarnya terjadi pada suaminya tersebut, si besan perempuanpun itu
tidak mau kehilangan lelaki yang amat dicintainya tersebut, ternyata
si besan lelaki tersebut ketika zaman perang saudara terkepung oleh
para pemberontak di sebuah jurang, lalu kemudian ia diserbu dan
tertembak lalu terjatuh ke jurang, para pemberontak mengira bahwa dia
sudah mati, namun ternyata dibawah jurang tersebut adalah sebuah
sungai, si tentara tersebut kepalanya terbentur bebatuan lalu
ditemukan oleh seorang gadis desa, setelah diselamatkan, ternyata si
tentara tersebut mengalami lupa ingatan, lalu kemudian setelah
setahun kemudian menikahlah mereka, si gadis desa tersebut tidak tahu
kalau tentara tersebut sudah memiliki istri, karena si tentara
mengalami lupa ingatan maka tidak ada banyak hal yang bisa ditanyakan
oleh si gadis desa tersebut kepada si tentara
Setelah
19 tahun si gadis desa dan si tentara berumah tangga, mereka
dikaruniai seorang anak gadis yang cerdas dan manis, anak gadis
itulah yang dikemudian hari menjadi wasilah (jalan perantara)
mempertemukan antara ayahnya dengan istri pertamanya, lalu kemudian
datanglah adik dari besan perempuan, ia menceritakan kejadian yang
sesungguhnya, bahwa benar abang iparnya tersebut adalah tentara yang
diselamatkan oleh kakak perempuannya , dan ia mengalami amnesia
(lupa ingatan) kemudian si besan perempuan (Ibu dari si gadis) menangis sejadi-jadinya,
begitu pula dengan Ibu dari si lelaki tersebut ia pun menangis.
Sungguhkah
engkau tidak mengingatku sama sekali, suasana haru namun bercampur
pilu, bahagia karena bisa bertemu kembali dengan suaminya yang telah
lama hilang, namun pilu karena ternyata suaminya yang hilang itu
sudah memiliki istri lain.
Apatah
lagi yang dialami oleh si anak lelaki dan si gadis tersebut sungguh lebih menyedihkan, setelah diketahui ternyata mereka adalah saudara, mereka
adalah adik kakak, satu ayah beda Ibu, si lelaki sangat mencintai si
gadis tersebut, namun ia tidak mungkin menikahi adiknya sendiri,
bahagia bercampur duka yang mendalam, di satu sisi bahagia karena ia
bisa bertemu adik perempuannya yang selama ini terpisahkan, namun ia
juga harus merelakan cintanya hilang, ia harus mengubur dalam-dalam
perasaan cintanya tersebut kepada sang gadis, karena setelah
diketahui ternyata gadis tersebut adalah adiknya sendiri.
Mereka
saling menatap dengan mata nanar dan sedih, terlihat kesedihan yang
amat mendalam di kedua bola mata mereka.
"Aku
tidak mungkin bisa menghapuskan semua perasaanku ini, aku tidak bisa
membohongi hatiku, bahwa aku sebenar-benar cinta, tapi kamu adalah
adikku yang selama ini terpisahkan, kita tidak mungkin bersatu dalam
ikatan cinta yang lebih, mulai sekarang kita mencintai hanya sebatas antara kakak kepada adiknya, aku tidak menginginkan hal ini terjadi, aku selalu
bertanya kepada Tuhan kenapa kita harus bertemu dengan cara seperti
ini, tapi Tuhan sudah berkehendak, maka apalagi yang bisa kita
lakukan selain berpasrah diri”
Si
gadis hanya bisa menangis, ia bukan lagi menangis dipelukan lelaki
yang dahulu berstatus sebagai kekasihnya, tapi di lelaki yang kini
adalah kakaknya sendiri, ia menangis sejadi-jadinya, sambil
memukul-mukul dada kakaknya tersebut.
Setelah
kejadian itu, si ayah gadis tersebut perlahan menjalani terapi
pengobatan agar bisa memulihkan kembali ingatannya yang hilang, dan
secara perlahan ia pun mulai mengingat satu demi satu masa lalunya,
ia pun menangis ketika teringat istrinya yang dulu (Ibu dari anak si lelaki tadi), dan akhirnya mau tidak mau sang istri pertama harus bisa menerima keadaan, karena si
suaminya tersebut tidak bisa menceraikan dan berpisah dengan istri
kedua yang selama ini telah mengurus dan menyelamatkannya, maka
dengan sabar dan tabah, si Ibu dari anak lelaki yang tadi diceritakan (istri pertama sang tentara) tersebut dengan ikhlas menerima
keadaan tersebut, ia bisa memaklumi karena sebelumnya suaminya
mengalami amnesia, dan akhirnya merekapun kembali bersatu. Betapa
bahagianya si Ibu dari si anak lelaki tersebut karena bisa kembali
bertemu dan bersatu dengan suaminya yang selama ini hilang.
Namun
berbeda halnya dengan si anak lelaki dan si gadis tersebut, setelah
semua kejadian itu, si gadis tersebut banyak termenung dan melamun di kamar, namun si anak lelaki yang sekarang menjadi kakaknya berusaha
menghiburnya seakan tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.
“Adiku
mengapa kamu melamun terus, bukankah kita harus bahagia karena
sekarang kita bisa saling mengenal dan mengetahui, kakak gak suka ah
kalo kamu melamun begitu terus, kakak pun baik-baik saja, setelah
tahu kita bersaudara nanti juga perasaanmu akan berubah dengan sendirinya, perasaan
kakak juga sudah berubah, sudahlah jangan melamun seperti itu terus
yaa, lebih baik kamu membaca atau menulis seperti kebiasaanmu dulu”
“Kakak
akan masuk menjadi perajurit kesatuan, Kakah sudah meyakinkan Ibu”
Sang
anak lelaki memohon kepada Ibunya agar diizinkan menjadi tentara
dengan alasan agar ia bisa meredam dan menghilangkan perasaan cinta
terhadap adiknya, tapi adiknya tidak mengetahui alasan itu, yang si
gadis (adik si lelaki) tahu bahwa hal itu adalah cita-cita yang dari dahulu sangat
diimpikan si anak lelaki (abangnya) tersebut, kemudian masuklah si anak lelaki
tadi di perajurit kesatuan, di negara kesatuan sedang terjadi perang
separatis di wilayah timur, kemudian si lelaki tersebut dengan suka
rela ikut mendaftar di kesatuan untuk menjadi pasukan keamanan dan
perdamaian, kemudian ia dikirim ke sana.
***
Terdengar
ketukan pintu, hanya seragam loreng bertuliskan namanya yang kembali
pulang ke rumah, itu tandanya ia telah gugur. Aku hanya bisa
menangis, aku tidak ingin dirimu menjadi sia-sia, aku tuliskan sebuah
kisah tentang aku dan dirimu, walau tanganku harus tertatih karena
tak kuasa menahan kesedihan di setiap cerita yang kutuliskan. Aku
memahami bahwa benar cinta memang tidak selalu dan tidak harus
memiliki, tidak harus bersatu, tidak harus bersama tetapi cinta juga
harus bisa melepaskan, harus bisa memasrahkan, harus ikhlas berpisah
atau terpisahkan.
#Onedayonepost
#ODOPbatch5 #PostDay2