70. Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.
[862] Maksudnya: Allah
memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan
untuk memperoleh penghidupan.
Manusia dikatakan
sebagai makhluk yang sangat sempurna, maka dimanakah letak kesempurnaan
manusia?
Sering kali
banyak diantara kita memahami kesempurnaan hanya dari tampilan fisik, apakah
kemudian mereka yang terlahir dengan kekurangan fisik disebut tidak sempurna?
Semua manusia diciptakan begitu sangat sempurna, walaupun bila kemudian ada
yang terlahir dengan keadaan fisik yang cacat, itu bukanlah tolak ukur dari
kesempurnaan seorang manusia.
Mengapa manusia
disebut sebagai makhluk yang sempurna dalam penciptaan? Karena manusia
dikaruniai akal dan perasaan, perkara sempurnanya manusia bukan terletak di
fisik saja, tapi dua hal yang disebutkan tadi lah yang menjadi ukuran
kesempurnaan manusia, ketika manusia bisa merasakan kasih sayang, cinta,
kesabaran, amarah ataupun ego dan ketika manusia bisa berpikir serta
menggunakan akalnya dengan sehat.
Bahkan ketidak
sempurnaan lah yang membuat manusia menjadi sempurna, misalnya manusia itu
tidak terlepas dari salah dan lupa, manusia bukanlah robot ataupun komputer
yang hanya mengandalkan rasionalitas logika semata tanpa memperdulikan perasaan
emosional, pun bukan binatang yang hanya memperturutkan emosional tanpa
memperdulikan akal. Allah sudah memberikan kesempurnaan dalam penciptaan
manusia, tinggal bagaimana manusia agar mempergunakan kesempurnaan yang telah
Allah karuniakan kepada kita (manusia) tidak menjadi sia-sia, sudah diberikan
akal pikiran dan emosional namun tidak dipergunakan dengan bijak, atau bahkan
akal pikiran dan perasaanya tidak dipakai sama sekali, misalnya melakukan
pembunuhan dengan sengaja, perampokan, pemerkosaan, memfitnah, dan sederet
perilaku yang mirip binatang. Seandainya akal pikiran dan perasaannya ia
pergunakan dengan baik, maka perbuatan membunuh dan hal buruk lainnya tidak
akan ia lakukan.