BismillahiRahmanirRahim,
Insyaallah kita akan cacahan
ilmu tentang filsafat teologi “Mempelajari
sifat dasar manusia, mempelajari bagaimana sih sifat dasar manusia
itu, terus ada masalah gak dalam sifat dasarnya manusia tersebut dan
kalo ada masalah gimana cara kita mengatasinya.
Ilmu
saya tentang filsafat
teologi memang belum
seberapa sih, bukan mau
sok-sok’an tapi
setidaknya dengan sedikit ilmu yang saya miliki “Hadza
min fadli Rabb”
yang sejatinya ilmu ini
bukan milik saya, tapi karunia
dan pemberian serta
rahmat dari Allah
semata, yaitu
Tuhan semesta alam
yang saya yakini dan imani sepenuh hati, hanya
satu Tuhan yang saya yakini yaitu Allah,
Insyaallah mudah-mudahan tulisan
ini sedikitnya bisa
memberikan manfaat, oh iya saya dalam memaparkan akan memakai bahasa
yang kekinian atau zaman now gak apa-apa yaa, biar gak terlalu kaku
gitu, walaupun filsafat
teologi tapi gak
mau berat-berat bahasanya heheh, Insyaallah bareng-bareng kita
sedikit demi sedikit berusaha memahami hakikat dan kode-kode rahasia,
mentadaburi
Al-Quran khususnya
surah Al-Maarij ayat 19-35.
Jadi
begini, terkadang
manusia itu
sering kali mengeluh, dan
parahnya lagi
mengeluhnya
itu bukan cuma masalah kesusahan doang,
manusia itu
walaupun udah dikasih
enak dan kenikmatan,
pokoknya
yang enak-enak aja deh,
tetap aja dia akan
tetap mengeluh dan
mengeluh, tapi hal itu hanya bagi manusia yang tidak mau belajar
dan tidak mau memahami
petunjuk dari Allah.
koq
manusia dibilang sebagai
makhluk yang suka
mengeluh terus sih,
maksudnya gimana?, yuk
kita bahasa perlahan-lahan.
Nah
contohnya begini ketika
manusia
dikasih susah, misalnya dia
cuma bisa makan ama tempe, dia akan
ngeluh
“Yaa
Allah tiap hari makannya tempe melulu”,
kalo
dia cuma punya sepeda butut, dia
mengeluh
“Yaa
Allah saya cape kalo tiap hari kudu gowes sepeda, pengen sepeda yang
gowesnya ditangan, alias (motor) ”
atau
kalau dia hidup susah
“Yaa
Allah koq hidup saya susah aja sih, kenapa
sih saya dikasih hidup susah”
Eh
giliran udah dikasih
kenikmatan (kesenangan)
Misalnya
sekarang manusia
udah dikasih kenikmatan, misalnya
dia bisa makan ama daging fried
chicken,
walau
udah dikasih makan enak, manusia itu
masih aja ngeluh, koq
bisa? Contohnya begini
“Yaa
Allah Fried Chickennya satu doank, kurang ini gak kenyang”
atau
misalnya udah dikasih motor nih
untuk
menggantikan
sepeda butut yang tadi, tetap masih ngeluuhhh ajaaa
“Yaa
Allah ini mah motornya jelek, pengen yang bagus dikit sih”,
Nanti
giliran udah dikasih yang bagus, masih
ngeluh lagi
“Yaa
Allah pengen 2
sih motornya”.
Padahal
tadi
pas masih
pake sepeda dia
minta
pengen motor, giliran udah dikasih motor, ngeluh lagi minta pengen
yang lebih
bagus,
udah
dikasih motor yang bagus malah pengen minta 2 motor,
gak ada puas-puasnya.
Pas
udah dikasih 2 motor,
nanti ngeluh lagi,
“Yaa
Allah kalo naik
motor
mah saya keujanan kepanasan, gak nyaman Yaa
Allah, pengen mobil sihh
Yaa Allah”,
Pas
giliran udah dikasih mobil masih aja ngeluh,
“Yaa
Allah ini mah mobilnya tipe jadul, kijang inova mah udah ketinggalan
zaman, pengen Toyota Pajero”
Dan
pas udah dikasih
Toyota Pajero masih ngeluh juga,
“Yaa
Allah koq satu doank sih Pajeronya, satu lagi Yaa Allah, eh dua lagi
Yaa Allah, supaya saya gak rebutan ama anak dan istri saya”, begitu
dan seterusnya.
Memang
begitulah
sifat dasarnya
manusia,
dikasih
kesenangan (nikmat) dia mengeluh karena merasa masih kurang aja
rasanya.
Coba
deh
bayangin, udah dikasih kesenangan tapi
masih juga
mengeluh aja,
apalagi kalo dikasih susah, beuhh
bukan ngeluh-ngeluh lagi tapi ngeluh bangeettt, mengeluh itu memang
sifat dasar manusia,
kecuali.... mari
kita simak ayat berikut ini, kita
cari tahu tentang hamba yang gak suka ngeluh (sabar) itu yang kayak
gimana ciri-cirinya. (Q.S Al Maarij ayat 19-35)
(19)
Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir.
(20)
Apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
(21)
dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
(22)
kecuali
orang-orang yang mengerjakan shalat,
(23)
yang mereka itu tetap setia (Istiqomah)
mengerjakan shalatnya,
(24)
dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian
tertentu,
(25)
bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak
mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),
(26)
dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,
(27)
dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.
(28)
Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman
(dari kedatangannya).
(29)
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,
(30)
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka
miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
(31)
Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas.
(32)
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya.
(33)
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.
(34)
Dan orang-orang yang memelihara (menjaga)
shalatnya.
(35)
Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.
Nah
itulah sifat dasarnya manusia yaitu bersifat keluh kesah lagi kikir,
cuma ada kecualinya, tadi kan udah dikasih tau tuh
ciri-cirinya orang yang gak suka mengeluh (sabar)
itu yaitu :
point
pertama,
mereka
yang mengerjakan shalat dan yang daaimuun alias dawam
yaitu Istiqomah alias setia, alias konsisten dalam
shalatnya, yaitu mereka yang
shalat bukan pas waktu susah doank, atau waktu ketimpa musibah doank
tapi mau bagaimanapun keadaan kondisi
mereka, mereka selalu setia terhadap shalat mereka. Ketika kesusahan
(miskin), dalam keadaan yang
gak meng-enak-an dia shalat
dan ketika kaya raya (nikmat) dalam
keadaan yang menyenangkan dan berbahagia
dia tetap shalat juga, jadi dia mendirikan
shalat itu
gak memandang
kondisi dia lagi
susah atau lagi seneng,
pokonya susah seneng tetap
sholat. Jangan
cuma giliran susah doank
baru inget ama Allah, eh pas udah
senang malah lupa
ama Allah dan gak mau shalat
(males-malesan). Naudzubillah,
nah itu ciri
pertama orang yang gk
suka mengeluh alias sabar
lalu
yang point yang kedua,
mereka
yang
dalam hartanya tersedia bagian tertentu,
bagi
orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa
(yang tidak mau meminta). Yaitu
mereka yang menyedekahkan dari bagian harta yang dimilikinya kepada
orang-orang yang membutuhkan, kepada orang-orang miskin. Dan
sedekah
itu
tidak harus selalu berbentuk materi, karena Rasul Saw pun pernah
bersabda bahwanya senyum juga adalah sebuah sedekah, maka
bersedekahlah
dengan harta apapun yang kita miliki, baik itu harta yang berupa
materi, ilmu, maupun tenaga kepada orang-orang yang miskin dan
membutuhkan, baik itu kepada mereka yang meminta ataupun kepada
mereka yang tidak meminta, maka kita tetap bersedekah, misalnya
ketika ada orang yang meminta-minta maka bersedakahlah, atau dalam
konsep lain semisal ada kerabat, tetangga atau siapapun itu dan ia
sangat memerlukan bantuan kita dan ia meminta tolong bantuan kita,
misalnya meminjam uang atau meminta sedekah maka bantulah (sedekah)
dengan apa yang kita mampu,
ataupun
sebaliknya, misalanya ada kerabat atau siapapun itu yang kita tahu
bahwa ia sedang dalam kesulitan atau sangat membutuhkan tapi karena
ia segan
dan enggan merepotkan maka orang tersebut tidak berani dan malu untuk
meminta-minta atau meminta tolong kepada
kita,
maka
kita harus tetap bersedekah (menolong, membantu) walaupun ia tidak
meminta sedekah
kepada kita. Nah
itu ciri yang kedua
Point
yang ketiga, yang
mempercayai hari pembalasan, yaitu
mereka yang yakin dengan iman yang seyakin-yakinnya bahwa hari
pembalasa itu benar adanya, sekalipun mereka belum pernah melihat,
walaupun mereka belum tahu kapankah terjadinya hari pembalasan
tersebut, namun mereka yakin bahwasanya hari pembalasan itu ada,
tentu saja bila kehidupan ini hanya sekedar berlalu atau
lewat begitu
saja maka sia-sia hidup ini, pasti
hidup ini memiliki arti, makna dan tujuan, bukan hanya sekedar
menumpang lewat begitu saja.
Yang
mempercayai hari pembalasan yaitu
mereka yang yakin bahwa segala perbuatan kita selama hidup di dunia
akan dimintai pertanggung jawaban dan akan diberikan balasan yang
setimpal dengan apa yang pernah diperbuat selama hidup. Nah
itu ciri ketiga dari mereka orang-orang yang gak suka mengeluh alias
Sabar.
Nah
selanjutnya yang point
keempat, yaitu mereka yang sangat takut terhadap adzab Tuhannya,
yaitu adzab dari Allah Subhanahu wata’ala, sekalipun
mereka belum pernah melihat neraka ataupun belum menyaksikan secara
langsung turunnya
adzab kepada para manusia (umat) zaman dahulu, tapi mereka yakin
bahwasanya adzab Allah itu sangatlah pedih, mereka sangat takut
terhadap apa yang diancamkan atas
diri
mereka yaitu
adzab. Mereka takut
bila
melanggar ketetapan dan merekapun takut bila tidak taat terhadap
perintah dari Allah, mereka takut terhadap ancaman
adzab dari Tuhannya.