Metamorfosa
diri, laiknya kupu-kupu, sebelum ia menjadi indah mempesona, ia
pernah menjadi seekor ulat yang oleh sebagian orang dianggap
menjijikan
Tapi
kemudian ia berproses, ia menempa dirinya dalam proses kawruh jiwa, belajar
mengenal jiwanya, ia sadar bahwa sebenarnya ia bukanlah ulat, ulat
hanyalah sebuah proses awal saja, hanya bersifat temporer. Ia yang sesungguhnya adalah kupu-kupu yang mempesona dan bermanfaat dalam
menyebarkan serbuk sari bunga-bunga.
Namun
sebelum itu, ia harus terlebih
dahulu melewati ujian yang
amat berat, ia
harus menjadi (kepompong), betapa sulitnya menjalani proses menjadi kepompong, ia
harus
berpuasa
dan
tidak bisa bergerak
selama proses itu, masa proses kepompong itu
amat menyakitkan, karena seluruh struktur tubuhnya berubah, ibarat
tulang badanya remuk redam, badannya
yang lembek bermetamorfosa. ia
melengking
kesakitan, tak berdaya, karena ia tak bisa bergerak, tubuhnya
benar-benar terkunci dalam kepompong.
Tapi
ia tetap sabar dalam proses itu, karena tidak ada sesuatu yang
hebat dilahirkan dari
sesuatu
yang
instan, bila sesuatu yang
berasal dari instan, maka apa yang
ia dapatkan pun sifatnya instan, sekejap langsung
habis atau hilang, berbeda hal nya dengan
sesuatu yang
melewati proses dengan
susah payah dan berat, ia akan mampu bertahan lebih lama, lebih kuat
dan adaptable.
Instagram @Sanikradufatih
#Metamorfosa #Filsafat #Dialektika #Cacahan
#ODOPBatch6 #Onedayonepost