Filsafat Rasa : Cinta itu rasa, bukan benda



Apakah rindu itu berdosa ketika tertuju kepada seseorang yang ia sudah bersama orang lain dan bahkan sudah dimiliki.

Aku pun tak mau hal ini terjadi, aku pun tak ingin bila kekasih ku dicintai orang lain.

tapi semakin ku redam, ia kian membuncah dan bangungan rasa Cinta ini semakin megah.

Dan tak mungkin menyalahkan Tuhan atas semua rasa yang muncul ini bukan.
Salahkan saja Iblis, setan atau demit mungkin merekalah yang telah menghasud, pasti mereka yang telah menggoda, tapi bukankah Iblis, setan dan demit itu diciptakan oleh Tuhan, seandainya Iblis tidak ciptakan, akankah perasaan ini hilang (mencintai seseorang yang telah duluan dimiliki orang lain).

Lantas siapa lagi yang bisa kita salahkan?

Tuhan?, oh tidak mungkin, ia maha baik, ia maha benar dan maha bijaksana. Memang diri kita sendiri lah yang salah, diri ini yang salah, telah diperdaya oleh nafsu untuk mencintai seseorang yang telah dipunyai orang lain. Tapi bukankah Tuhan yang menciptakan diri ini dan hawa nafsu pun Tuhan yang menciptakan.

Lalu bagaimana?

Terima saja bahwa kau memang merindukan dan mencintai seseorang yang telah dimiliki orang lain. Mencintai seseorang yang telah dimiliki orang lain boleh-boleh saja, karena kau sendiri tak bisa mencegah perasaan itu. Tapi bukan berarti kau merebut dan memaksa untuk memilikinya, Cinta itu rasa, bukan kepemilikan.

Sepertinya hal ketika kau mencintai sebuah mawar yang dimiliki tetangga rumah mu, bukan berarti kau harus mencabutnya dan memindahkannya ke rumah mu, itu namanya mencuri. Mencintai itu rasa bukan benda, kamu boleh mencintainya tapi bukan untuk merebut dan memilikinya.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama