SCALEUPJOURNEY - Kadang
kala, bahkan lebihnya - adalah sering kali. Bukan kadang-kadang, tapi sering kali
kehidupan yang kita jalani tidak sesuai dengan planning atau rencana
yang telah kita buat atau kita mimpikan. Misalnya, kita telah membuat rencana menikah
di usia sekian, memiliki rumah, punya kerjaan tetap, S2 ke luar negeri dan
segala tetek bengek impian yang berderet.
Hal itu semua, sering kali tidak sejalan
dengan apa yang kita bayangkan sebelumnya atau bahkan kerap kali berakhir gagal. Padahal, kita sudah
mendesainnya sedemikian rupa, hal tersebut tentu saja membuat kita kecewa. Tapi, memang seperti itulah kehidupan, itu semua sudah hukum alam atau hukum kehidupan,
sekalipun kita tidak mau demikian, kita tidak mau gagal, tidak mau menderita
dan lain sebagainya, tapi hal tersebut tidak bisa kita hindari.
Lalu, apa yang
mesti kita lakukan?, cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah menerimanya, ya
kita terima saja kegagalan dan hal menyakitkan atau apapun itu. Misalnya, kekasih
kita tiba-tiba menikah dengan orang lain dan meninggalkan kita begitu saja, atau
tiba-tiba dipecat dari tempat kerja atau segala apalah itu yang membuat
kita sering kali merasa kecewa dan sedih.
Agar rasa kecewa itu tidak terlalu mendalam, maka sebaiknya kita terima
semua itu sebagaimana adanya. Hal itu memang sudah demikian adanya, apakah dengan kita marah-marah,
menangis ngagerung-gerung lalu semua keadaan akan berubah. Memang sudah demikian
peristiwa kehidupan yang mesti kita lalui, hadapi saja, nikmati saja dan jalani, hadapi dengan rasa ikhlas dan suka cita.
Kita tidak
bisa mengelak dari itu semua (duka dan derita), kita gak bisa mengelak dari kegagalan,
penderitaan, kesakitan dan kekecewaan, hal tersebut pasti selalu menghampiri hidup manusia. Namun ingatlah, jangan sampai salah tafsir, maksud melakukan penerimaan di sini
adalah, yaitu kita ikhlaskan dan menerima apa yang kemudian terjadi pada diri kita. Misalnya, ketika diri kita ditinggalkan kekasih yang kemudian menikah dengan orang lain,
ya sudah kita terima saja, memang kalau dia ingin menikah dengan orang lain, lalu kenapa? Memangnya mau kita cegah?, toh kalau itu memang pilihan dan kemauannya, kita mau melakukan apa, memaksanya untuk membatalkan?, kan itu tidak mungkin.
Bila ingin menangis secukupnya saja, setelah itu
bangkit dan hiduplah seperti sedia kala. Sebagai contoh, ditinggalkannya diri ini oleh kekasih bukanlah akhir kehidupan, kita masih berhak untuk menjalani dan menikmati
kebahagiaan yang kita inginkan, mungkin bukan bersama dia, tapi bersama orang yang lebih baik untuk diri kita ke depan. Atau misalnya lulus kuliah belum
dapat kerjaan formal, ya udah gak usah galau atau sedih berkelanjutan, sambil
berusaha ngirim lamaran kerja, ya kita kerjain aja apa pun yang kita bisa lakukan.
Kita pelajari hal baru, misalnya belajar nulis, ngeblog, ngevlog, internet marketing, olah
raga baru atau apapun itu. Terus, kalau ada nyinyiran tetangga atau nyinyiran
orang-orang gimana?, ya udah gak apa-apa, biarin aja. Misalnya, kamu dinyinyirin
pengangguran atau jomblo akut atau hal-hal gak enak lainnya, dikatain penulis miskin
misalnya, atau hal lainnya yang berbagai macam itu, attuh ya udah emang
kenapa, mereka cuma ngomong doank kan.
Hal terpenting yang harus kita lakukan
adalah berusaha aja, bukan dengerin nyinyiran orang. Lakuin aja apapun yang kita
bisa. Masa sih gak bisa ngapa-ngapain, bintang laut aja yang gak ada otaknya
masih bisa melakukan sesuatu (yang sesuai kemampuannya), apalagi kita sebagai
manusia, yang begitu sempurna dikasih akal pikiran dan lain sebagainya.
Ditambah
lagi, di zaman sekarang semuanya serba mudah, serba canggih, serba Skuy lah, enak
pokoknya, masa gak bisa ngelakuin atau ngerjain apa gitu tuh.
Kenapa kita
bisa kecewa atau sedih?, ya itu karena kitanya ingin kecewa, kitanya ingin
sedih. Kalau hati kitanya gak ingin kecewa atau gak ingin sedih, tentu saja kita gak akan
merasakan hal itu. Kita merasakan hal itu karena diri kita menginginkan hal
itu.
Begitu juga dengan bahagia, kalau kita mau bahagia ya bahagia aja, gak
perlu ini itu, karena bahagia dan menderita itu adalah rasa, bukan materi atau
benda. Misalnya, dipecat dari kerjaan, oh yaudah gak apa-apa, kita masih bisa
melamar ditempat lain atau bikin usaha sendiri - dari pada pusing dan
bersedih-sedih.
Terus, misalnya bilang “kan banyak cicilan dan kreditan, kalo dipecat kerja gimana?”, ya kan tadi udah dibilang, ya cari kerja lagi, melamar
kerja lagi di tempat lain, bahkan akan lebih baik kalau bikin usaha sendiri.
Terus
cicilan gimana?
Ya dibayarlah, dicicil
Pake apa bayarnya?
attuh pake duitlah
Duitnya
dari mana?
attuh kerja dong
tapi kan udah dipecat!,
kan masih banyak kerjaan yang lain hello.
Terkadang
hidup kita itu ribet dan repot bukan karena masalah yang menimpa kita, tapi karena
kelakuan diri kita sendiri dalam menyikapi masalah tersebut, yang kemudian bikin
diri kita jadi ribet sendiri.
Attuh misalnya
nih ya, abis lulus kuliah belum dapet kerjaan aja, ya udah kirim lagi aja
lamaran ke semua perusahaan atau apa kek, biasanya sih malu atau gengsi dengan
jenis pekerjaannya. Lha.. katanya ingin kerja dan dapet uang, yang penting
halal dan bukan dari nyolong, maling, begal atau kerjaan yang merugikan orang
lain, ya kerja apa aja dulu yang ada dan bisa, sambil cari pengalaman.
Kalau dipecat dari tempat kerja tinggal cari kerja lagi, kalau gak lolos tes
masuk CPNS dan kalau masih ada kesempatan, ya nanti tinggal coba lagi. Kalau gak ke
terima di satu kampus, tinggal cari kampus lain, kalau pengennya cuma di kampus
itu aja, ya tahun depan coba lagi aja.
Hidup itu simpel dan sederhana, cuma kadang kita
yang bikin ribet sendiri, temen-temen udah pada nikah, tapi kita masih jomblo aja, attuh nyari lah. Kalau diem aja, gimana jodoh mau datang, walaupun bisa aja sih jodoh datang dengan sendirinya ke rumah, tapi kalau mau lebih cepat ya usaha, nyari lah.
Jadi, mulai sekarang kita mesti bijak menyikapi setiap
permasalah yang menimpa atau hadir di kehidupan kita, terima dengan ikhlas, kalau bisa sih ya dinikmati gitu, lalu cari jalan keluar terbaik,
fokus aja pada hal-hal yang bisa kita lakukan. Nah kalau sudah demikian maka
hidup kita akan Skuy living, walau ada masalah apapun, terasa gak ada masalah, karena - kita bisa dan mampu lewatin masalah tersebut.