SCALEUPJOURNEY - Halo sahabat Journian, semoga gak bosen untuk terus berkunjung dan bertumbuh bersama Scale Up Journey di setiap harinya.
Sobat Journian tahu gak kalau hari ini kita mau bahas apa,? Yaps.. betul, tentu saja tentang pengembangan diri, di tulisan kali ini, kita akan membahas tentang hal yang bisa membuat diri kita terhambat dalam berkembang.
Oleh karena itu, kita mesti tahu hal-hal tersebut, agar kita bisa menghindarinya, atau tak terjebak di dalamnya. Berikut ini adalah 3 hal yang bisa menghambat perkembangan diri.
1. Rasa takut yang tak berdasar
Rasa takut yang tak berdasar adalah salah satu hal yang bisa menghambat perkembangan diri dan pertumbuhan jiwa, rasa takut tak berdasar adalah rasa takut yang terproyeksi di dalam pikiran terhadap hal-hal yang sebenarnya belum dialami dan belum terjadi.
Seperti misalnya, ketika akan memilih resign kerja, ada rasa takut dan khawatir tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi, dan akhirnya memilih bertahan di tempat kerja sebelumnya, sehingga membuat dirinya stagnan. Walau dia tahu, jika pun dia bertahan di tempat tersebut, hal itu takkan memberikan perkembangan dan pertumbuhan apapun bagi kehidupannya.
Kemudian saat hendak mencoba bekerja di tempat baru, di tempat lain, kita merasa ketakutan, cemas dan khawatir, apakah diri kita bisa beradaptasi. Apakah kondisi dan budayanya sama dengan tempat kerja sebelumnya.
Sebenarnya, penyebab ketakutan tak berdasar itu adalah karena diri tak mau mengambil resiko dan takut kehilangan zona nyaman, sudah merasa nyaman dan aman di kondisi yang sudah ada. Hal itulah yang membuat diri dan jiwa menjadi terhambat untuk berkembang, terjebak di zona nyaman.
Ketakutan tak berdasar biasanya hanya muncul di dalam pikiran, padahal sejatinya hal tersebut pun belum terjadi, padahal ketika dijalani, sebenarnya tidak se-menakutkan seperti yang kita kira sebelumnya, bisa jadi justru malah menantang dan menyenangkan. Must go on.
2. Kemalasan
Hal berikutnya yang bisa menghambat perkembangan diri dan jiwa adalah kemalasan yang negatif, yaitu tidak ada daya dan keinginan untuk berjuang, lebih banyak berangan-angan dan berkhayal.
Ingin segalanya didapatkan serba mudah, ingin mendapatkan segala sesuatu dengan mudah tanpa berjuang. Walau sebenarnya malas pun tak bisa digeneralkan begitu saja, karena ada juga malas yang positif, malas yang seperti apa? Malas yang positif misalnya adalah malas untuk berbuat curang, malas melakukan keburukan, malas melakukan hal-hal yang menghabiskan banyak waktu, malas melakukan hal-hal yang sifatnya negatif.
Tapi, malas yang akan dibahas di sini adalah malas yg sifatnya negatif. Yaitu malas yang berkebalikan dari malas positif, yaitu malas untuk melakukan kebaikan, malas belajar, malas berusaha, malas berjuang.
Lalu bagaimana agar tidak malas, ya kuncinya hanya satu, yaitu jangan malas. Cara untuk melawan malas ya jangan malas. Kalau kita malas, maka ingatlah ini, tak ada yang menjamin hidupmu, sekalipun Tuhan menjamin hidupmu, tapi ia tak akan mengubah keadaanmu bila dirimu sendiri tak mau berubah dan hanya malas-malasan.
3. Bakhil (terlalu perhitungan)
Hal berikutnya yang bisa menghambat perkembangan diri adalah bakhil, yaitu terlalu perhitungan, merasa rugi bila berbagi, ia hanya akan baik atau melakukan kebermanfaatan jika ia mendapatkan keuntungan. Segalanya selalu perhitungan berdasarkan asas materi.
Padahal, bila kita percaya hukum kausalitas (sebab-akibat) yakinlah, hal apapun yang kita lakukan akan ada reaction, akan ada balasan. Walaupun misalnya jika kita berbagi dan berbuat baik hari ini, tapi kita belum mendapatkan kebaikan atau manfaat di hari itu, tapi yakinlah balasan kebaikan itu akan datang kepadamu dengan bentuk atau cara yang lain.
Bakhil itu sangat merugikan jiwa dan diri kita, bakhil itu ibarat tangan kita sudah penuh oleh segala sesuatu, dan kita sudah kewalahan untuk menampung semua yang ada di tangan kita, tapi kita berkeras untuk menggenggamnya sendirian. Bila kita tidak mau berbagi atau tak mau membagikannya, maka lama-lama kita bisa mati tertimbun.
Bagaimana Tuhan akan memberikan banyak hal untukmu, bila wadahmu saja masih penuh. Bila diri kita tak mau berbagi barang sedikit pun, dan selalu perhitungan terhadap segala hal baik, bagaimana Tuhan akan meraih tanganmu dan memberikan berkatnya untukmu, jika tanganmu saja begitu erat menggenggam.
Jangan takut berbagi kebaikan, karena apa yang kamu bagikan akan kembali kepada dirimu dengan berkali lipat dan cara yang luar biasa.