SCALEUPJOURNEY - Halo Journian Scale Up, gimana kabarnya, masih overthinking aja, masih mikirin hal-hal yang gak seharusnya dipikirkan, masih merasa insecure saat melihat teman-teman sebaya, bahkan adik-adik di bawah umur kita, terlihat lebih sukses.
Setiap orang memiliki ceritanya masing-masing, yang terpenting dari pada itu semua yaitu adalah kita semua mau terus belajar, menyadari potensi diri dan mengembangkan kemampuan untuk hidup yang berkesadaran.
Karena, banyak orang-orang yang hidup, namun ia tak sadar dengan kehidupan yang dijalaninya, sehingga hidupnya menjadi kosong dan tak bermakna.
Berikut ini, saya mau berbagi sedikit tips menggunakan konsep mental model, yaitu terkait bagaimana cara pandang kita bisa berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kita, sehingga kita bisa lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi hidup.
Saya mendapatkan prinsip-prinsip ini dari sekelumit ajaran filosofi yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryo Mentaraman.
Sahabat semua bisa menerapkan rumus Prinsip 6S di kehidupan sahabat semua, saya meyakini jika rumus 6S ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kita semua.
Prinsip 6S tersebut yaitu :
1. Secukupnya, yaitu hidup secukupnya, tidak berlebih-lebihan, mensyukuri apa yang dimiliki.
2. Semestinya, bertindak dan bersikap sebagaimana mestinya, sesuai aturan yang berlaku.
3. Seperlunya, tidak mengambil hak orang lain, melakukan sesuatu sesuai keperluan saja, tidak mengganggu dan tidak ikut campur terhadap sesuatu yang bukan menjadi urusan dirinya, Bicara seperlunya saja yang penting dan bermanfaat, melakukan kegiatan dan aktifitas sesuai keperluan yang dibutuhkan, bukan berdasarkan keinginan atau hawa nafsu.
4. Seadanya, hidup seadanya, dalam artian tidak memaksa diri untuk mengikuti orang lain, jika adanya ikan asin, ia bersyukur dan makan ikan asin, jika adanya hanya motor butut, ia bersyukur dan merawat motor bututnya dengan baik. Dan, ia tak perlu merasa malu dengan keadaannya, walau demikian, ia tetap berusaha dan terus belajar untuk mengubah kehidupannya menjadi lebih baik, yaitu dengan menerapkan prinsip 5S.
5. Semampunya, hidup semampunya, sesuai kapasitas dan kemampuan diri. Jika mampunya hanya bisa jalan-jalan naik motor butut ke alun-alun, ia akan dengan senang hati melakukan itu.
Jika mampunya hanya bisa nongkrong di warung kopi yang menyediakan kopi hitam cap kupu-kupu, ia akan menikmati dan mensyukuri dirinya dan menerima semua karunia yang ia miliki, ia sesap dan meminum kopi kupu-kupu seharga 5K itu dengan senang hati.
6. Spiritual, keyakinan terhadap nilai-nilai spiritual yang dimiliki tidak terbatas terhadap keyakinan yang dianutnya. Ia memiliki spiritualitas yang tinggi, yaitu ketika berbuat baik, ia tidak memilih-milih, apakah itu seagama, sebangsa atau satu suku, ia tak lagi memperhatikan hal itu, yang ia yakini adalah bahwa berbuat baik dan melakukan kebaikan adalah yang bermanfaat.
Berbuat baik bukan karena ingin dipuji, tapi karena ia sadar jika kebaikan yang dilakukan adalah demi kebaikan itu sendiri, tak lagi berharap apapun terhadap kebaikan yang diperbuatnya.
Setiap kali berbuat baik, maka ia akan melupakannya, seolah-seolah dirinya belum pernah melakukan perbuatan baik, sehingga mendorong dirinya untuk terus berbuat baik, bukan hanya baik kepada sesama manusia, tapi juga kepada seluruh alam, mulai dari hewan, tumbuhan, bahkan sampai kepada alam.***