SCALEUPJOURNEY - Halo sahabat baik Journian, ketemu lagi kita ya, bagaimana setelah sering mampir ke sini dan baca-baca insight dari scale up, apa udah ada perubahan baik, apa ada pertumbuhan baik di diri temen-temen semua,? saya harap selalu ada hal baik dan perubahan baik setiap kali sahabat semua berkunjung ke sini ya :)
Kali ini, saya ingin berbagi insight baru terkait komunikasi, yaitu trigonal komunikasi, komunikasi adalah salah satu di antara hal yang paling penting dan modal utama bagi seseorang untuk hidup bermasyarakat.
Tanpa komunikasi, segalanya bisa menjadi kacau, atau bila terjadi miss komunikasi, maka semuanya bisa berantakan, bahkan satu kampung bisa rusuh, satu negara bisa perang, dan satu dunia bisa saja mengalami bencana dan masalah besar hanya karena masalah komunikasi.
Maka, berangkat dari pada hal tersebut, kita harus menyadari bahwa komunikasi adalah salah satu hal yang paling penting di dalam hidup.
Memiliki keterampilan dan seni komunikasi adalah hal yang sebaiknya kita miliki, namun, sebelum jauh ke sana, kita akan membahas terkait alur komunikasi berdasarkan trigonal komunikasi.
Ketika kita memahami fungsi dan konsep dari trigonal komunikasi, semoga hal tersebut bisa membantu kita untuk membangun komunikasi yang baik, bukan hanya komunikasi verbal, tapi juga komunikasi non verbal, yaitu komunikasi intuitif.
Baiklah, sekarang kita akan membahas apa itu trigonal komunikasi, yaitu komunikasi tiga arah. Penting bagi kita semua untuk memahami trigonal komunikasi, karena, tanpa memahami trigonal komunikasi, kita akan kesulitan untuk membangun komunikasi yang baik.
Baca juga : Prinsip 6S yang Bisa Membuat Hidup Lebih Baik
Trigonal komunikasi, yaitu terdiri dari komunikasi ke dalam, komunikasi ke luar dan komunikasi spiritual transendental.
Pertama, komunikasi ke dalam, apa itu komunikasi ke dalam, yaitu komunikasi ke dalam diri kita, sejauh ini, sudah kah kita membangun komunikasi dengan diri kita sendiri, pernah kah kita bertanya atau sekedar berdialog dengan diri kita sendiri.
Jangan harap bisa berkomunikasi baik dengan orang lain, jika berkomunikasi dengan diri sendiri pun sering kali bermasalah dan tidak nyambung.
Istilahnya, bereskan dulu diri kita sendiri sebelum kita mulai membangun komunikasi keluar dengan orang lain. Bagaimana cara membangun komunikasi ke dalam,? pertama, tentu saja dengan sering melakukan meditasi, penghayatan dan melakukan vipassana atau metode praktik lainnya, yang berkaitan dengan membangun kesadaran komunikasi dengan sang diri.
Baca juga : 4 Langkah Membangun Kapasitas Diri
Jika komunikasi antara jiwa dan kesadaran telah terbangun dengan baik, maka bukan hal sulit untuk bisa membangun komunikasi dengan orang lain.
Kedua, Komunikasi ke luar, yaitu komunikasi dengan orang lain atau sesuatu yang ada di luar diri. Antara komunikasi ke luar dan komunikasi ke dalam akan saling mempengaruhi, komunikasi yang didapatkan di luar bisa mempengaruhi komunikasi yang ada di dalam, begitu pun sebaliknya. Perkataan, obrolan atau pembicaraan orang lain, bisa berpengaruh terhadap diri kita yang ada di dalam.
Perkataan orang lain bisa berpengaruh terhadap diri kita yang ada di dalam, atau dalam psikologi di sebut dengan berpengaruh terhadap alam bawah sadar kita.
Maka, penting bagi kita untuk memiliki lingkungan yang menumbuhkan komunikasi yang positif, lingkungan yang memiliki pembahasan dan obrolan yang bisa membuat kita berkembang, atau pun menambah wawasan kita.
Baca juga : 3 Hal Penghambat Perkembangan Diri
Lingkungan sekitar kita atau circle kita akan membentuk dan mempengaruhi diri kita.
Ketiga, komunikasi spiritual transendental, yaitu komunikasi antara diri kita dengan nilai-nilai keyakinan kita atau sebagian orang merepresentasikannya dengan istilah Tuhan.
Tapi, bagi saya pribadi, meng"object"kan Tuhan walau hanya dalam bentuk istilah, itu amat sangat berat, karena, bagi saya, Tuhan adalah sesuatu yang di luar jangkauan kita, Tuhan merupakan sesuatu yang tak bisa kita nalar dan tak bisa kita imajinerkan di dalam pikiran.
Oleh karena itu, saya lebih suka mengistilahkannya dengan istilah nilai keyakinan spiritual terhadap keberadaan yang Maha Kuasa.
Ini adalah komunikasi tahap ke tiga, yaitu komunikasi spiritual transendental, sebuah komunikasi antara diri dan penghayatan terhadap nilai spiritual.
Bahasa mudahnya adalah komunikasi antara diri kita dengan yang Maha Kuasa, bagaimana cara mengetahui atau membangun komunikasi spiritual transendental? yaitu dengan mengikuti segala aturan dan perintahnya, menghayati setiap amal dan makna ibadah atau ritual yang dilakukan, bukan sekedar menggugurkan kewajiban dan melaksanakan ritual.
Baca juga : Mulai dari Akhir (Start From The End)
Misalkan, bagi seorang muslim, aturannya adalah ia wajib melaksanakan sholat, tapi ia tidak hanya berhenti di tataran melaksanakan sholatnya saja, atau tak berhenti di ritualnya saja, akan tetapi ia juga menggali nilai-nilai yang terkandung di dalam sholat, kemudian menerapkan nilai tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika dirinya menemukan ketenangan, ketentraman dan kedamaian di dalam hati serta jiwanya, maka itu adalah salah satu di antara tanda bahwa dirinya telah membangun komunikasi spiritual transendental yang baik dengan Tuhan.
Karena, Tuhan lah yang memasukkan rasa ketenangan, kedamaian dan ketentraman ke dalam hati hambanya, terutama hambanya yang sadar dan mau menemukan dan mengenali dirinya dan juga diri-Nya.
(Dipa Amarta Wikrama/@sanikradufatih).***